Berawal dari Kehidupan

Berisi tentang Biografi Tokoh, Motivasi, Pendidikan, Wisata

Bersyukurlah


Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.


Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut.

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif. Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.

Terima Kasih telah membaca Bersyukurlah di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal dari Kehidupan Rating 5.0

Nilai Kehidupan


Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

“Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.”


Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.”

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”.

Segera timbul kesadaran baru. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”.

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.


Terima Kasih telah membaca Nilai Kehidupan di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

Ketika Aku Tua


Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,
ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku
.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tekhnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.


Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur
Dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Terima Kasih telah membaca Ketika Aku Tua di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

SHC BALI 2ND FUN RACE OPEN


Puluhan mobil remote control, atau R/C, adu kebut di ajang SHC Bali fun Race Open yang berlangsung di sanur. Kejuaraan kali ini melombakan kelas sedan jenis elektrik, di sirkuit yang didesain layaknya sirkuit F1. Sanur hobi club atau SHC Bali, merupakan komunitas penggemar mobil remote control yang ada di wilayah sanur. Komunitas yang baru terbentuk awal tahun dua ribu sebelas ini, biasanya ngumpul dan melakukan latihan bersama di sebuah sirkuit yang dibuat di bekas pertokoan Sarinah Sanur. Nah untuk menampung animo anggota komunitas SHC di bidang mobil remote, maka dibuatlah seri ajang kejuaraan yang diberi nama SHC Bali Fun Race Open. Seri pertama kejuaraan ini telah di dilaksanakan bulan juni lalu, dan di penghujung bulan juli kembali digelar seri yang kedua.


Menurut salah seorang panitia kejuaraan, Bimo, untuk kejuaraan ini dibatasi pada kelas yang melombakan speed, khusus untuk mobil jenis sedan dengan penggerak elektrik. SHC Bali Fun Race Open diikuti 18 peserta semuanya dari lokal Bali.

Dalam kejuaraan ini peserta dibagi dalam 3 grup dimana setiap peserta harus mengikuti babak qualifikasi sebelum bisa lolos ke final. Babak qualifikasi sendiri terdiri dari 6 heat, dimana setiap heat berlangsung selama 6 menit. Setiap peserta juga harus mematuhi sejumlah regulasi yang telah ditentukan panitia.


Sebelum mengikuti lomba ini, sejumlah persiapan dilakukan peserta mulai dari persiapan mobil hingga persiapan fisik peserta. Dalam menyiapkan mobil yang akan berlaga, settingan mobil seperti ban dan shockbreaker mutlak harus diperhatikan. Sementara untuk meningkatkan skill, peserta harus berlatih menggunakan remote control, agar laju mobil sesuai dengan kehendak pengemudinya.


Panjang lintasan sirkuit dalam ajang SHC Bali fun Race Open mencapai 36 meter dengan lebar 11 meter. Biasanya satu putaran sirkuit atau satu lap, mampu ditempuh peserta dalam waktu 14 -17 detik. Kecepatan mobil yang cukup tinggi dan tikungan yang tajam membuat sejumlah mobil bertabrakan, sehingga tak jarang mobil peserta mengalami kerusakan. Menurut panitia kejuaraan, keberadaan sirkuit sudah hampir lima bulan, dan layout-nya diubah setiap ada kejuaraan. Rencananya hingga akhir tahun ini akan digelar 6 seri kejuaraan.




Terima Kasih telah membaca SHC BALI 2ND FUN RACE OPEN di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal dari Kehidupan Rating 5.0

Modifikasi Suzuki Satria 2004 Euro Tracker (Dunia Otomotif)


Siapa bilang modifikator bali tidak bisa membuat motor yang berkualitas? Buktinya motor yang satu ini bisa dibilang sangat layak untuk bersaing di kancah nasional sekalipun. Motor yang berbasis suzuki satria dua ribu empat ini milik nang pacung, seorang mania modifikasi yang tergabung dalam klub g-p-s racing bali. Biar tampil beda, nang pacung memodifikasi konsep euro fighter dengan ubahan pada sektor under cariege mengacu pada konsep bobber yang macho, sehingga menghasilkan konsep euro tracker.

Untuk mewujudkan konsepnya ini, sejumlah sektor pun dirombak total. Rangka asli didesain ulang, kemudian dipasangi body baru yang terbuat dari bahan serat fiber, dengan garis body bersudut tiga dimensi. Untuk penggerak roda belakang menggunakan belt drive mechanisme menggantikan sistem rantai konvensional. Timing belt menggunakan belt lebar lima senti meter layaknya motor besar.

Untuk detail kaki-kaki, ban depan-belakang menggunakan ban besar shinko, velg belakang mobil xenia berdiameter empat belas inchi. Untuk swing arm belakang—arm asli ditekuk kemudian dikondom dengan fiber. Monoshock belakang menggunakan kitaco. Bagian ruji menggunakan model big spoke, dimana menggunakan tiga puluh enam jeruji rapat berdiameter besar, berpenampang baut dua belas. Fork depan menggunakan model upside down variasi. Piringan cakram dipilih keluaran p-s-m, dua di bagian depan dan satu di roda belakang. Master rem menggunakan nissin, kaliper depan k-t-c radial mount dan kaliper belakang racing.


Aksesori lainnya, setang top secret dipadukan dengan handle nissin. Sektor lampu, head lamp menggunakan suzuki satria f-u yang ditutup kedok fiber ala robot. Untuk stop lamp menggunakan kosso. Disamping itu motor ini juga dipasangi side lamp dari fog lamp variasi mobil.


Pijakan kaki atau footstep menggunakan foot step standar t-s, sektor delta box dan knalpot variasi dipermanis dengan sepuhan cat wringkle yang biasanya dipergunakan pada motor besar. Sektor mesin juga terlihat rapi dengan penambahan sebuah filter udara kosso.

Untuk mewujudkan sebuah motor yang perfeksionis, nang pacung asal banjar tengah, tegal dharmasaba menyerahkan penggarapan motornya ini pada empat modifikator yang berbeda. Untuk pengerjaan kaki-kaki dikerjakan oleh gung dharma dari triceratops custom, pengerjaan braket cakram depan dan pegangan cover body dipercayakan pada koyo s-h-m dari klub jumiwa. Sementara untuk pengerjaan printstripes diserahkan pada bagoes customise, perakitan dan pengecatan diserahkan pada nang andy dari g-p-s paint work yang beralamat di jalan perang lukluk darmasaba. Total pengerjaan modifikasi ini memakan waktu empat bulan. Selain meraih predikat the best black bike, motor ini juga meraih predikat the killer look dalam ajang kontes black motodify dua ribu sebelas.


Terima Kasih telah membaca Modifikasi Suzuki Satria 2004 Euro Tracker (Dunia Otomotif) di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

Safari Jeep Club Tirtayatra dan Baksos ke Pulau Menjangan (Dunia Otomotif)


Safari Jeep Club merupakan sebuah klub otomotif di Bali yang beranggotakan kalangan pecinta kegiatan petualangan di alam bebas dengan menggunakan mobil berpenggerak empat roda dari segala jenis merk pabrikan. Klub ini didirikan 2 tahun silam, tepatnya 7 Nopember 2009. Saat ini anggota SJC telah berjumlah 73 orang dari berbagai kalangan di Bali.

Tujuan pendirian SJC, selain sebagai wadah bagi pecinta dan penggiat 4X4 di Bali, juga mengemban misi sosial dan peduli terhadap lingkungan. Serangkaian HUT nya yang kedua, klub SJC menggelar sejumlah kegiatan. Salah satunya telah dilaksanakan 29-30 Oktober 2011 lalu, yakni “Menjangan Island Society Camp”.

Kegiatan Menjangan Island Society Camp ini diikuti tak kurang dari 22 mobil anggota Safari Jeep Club. Peserta mengambil start di Pura Jagatnatha Denpasar. Kemudian menuju Tabanan. Di Tabanan. Rombongan melakukan bakti sosial dengan menyerahkan sejumlah bantuan di panti asuhan di SLB Pesiapan. Selanjutnya rombongan juga melakukan kegiatan penyerahan bantuan di sebuah yayasan di Melaya.

Di Pulau menjangan. Rombongan Safari Jeep Club kembali melakukan kegiatan bakti sosial yakni mengumpulkan sampah plastik yang ada di sekitar lokasi kegiatan. Selanjutnya rombongan off-roader ini melakukan kegiatan tirtha yatra berupa persembahyangan di Pura Prapat Agung Segara Rupek, Segara Madu dan di Pura Menjangan. 


Puncak perayaan hari jadi Safari Jeep Club akan dilaksanakan dalam sebuah acara bertajuk SJC 2nd Anniversarry Off Road Camp 2011. Rencananya kegiatan ini akan berlangsung 12-13 Nopember mendatang bertempat di Bali Outbound Farm (BOF). Baturiti–Bedugul. Acara ulang tahun safari jeep club akan diisi dengan kegiatan Family Camping bagi anggota SJC/ SJC member 4x4 Off Road Competition (Night Off Road) dan juga Bali Club 4x4 Off Road Competition.


Terima Kasih telah membaca Safari Jeep Club Tirtayatra dan Baksos ke Pulau Menjangan (Dunia Otomotif) di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

Berkendara tanpa Polusi " Indonesia Punya Bis Listrik Produksi Lokal"


Tekad pemerintah memproduksi kendaraan irit bahan bakar bertenaga listrik terus diwujudkan. Rencananya, hari ini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bakal memperkenankan mobil listrik berbentuk bis.

Dalam keterangan tertulis yang diperoleh VIVAnews, disebutkan bus bertenaga listrik tersebut akan membawa rombongan Menteri Riset dan Teknologi dan rombongan wartawan dari Gedung BPPT menuju Monas dan kembali finish di BPPT.

Perkenalan bus listrik produksi LIPI ini merupakan bagian dari peringatan hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) yang jatuh pada 26 Juni 2011. Pemerintah ingin mengulangi kesuksesan pengembangan teknologi Indonesia yang pernah melaksanakan uji terbang pesawat Gatotkaca N-250 pada Agustus 1995.

Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI sebagai tempat produksi bus listrik tersebut mengklaim kendarannya sanggup mengangkut 15 orang penumpang dengan kecepatan maksimal 100 km/jam.

Bus listrik ini mampu berjalan sejauh 150 KM dengan sekali pengisian 500 ampere. Bus tersebut menggunakan baterai Lithium (LifeP04) yang diklaim mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50 persen dan menurunkan biaya perawatan hingga 70 persen.

Seperti diketahui, pemerintahtampaknya serius merealisasikan mobil listrik untuk pasar Indonesia.

Sekitar bulan Mei 2012, Presiden bahkan memanggil Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, untuk merencanakan diskusi membahas mobil nasional (mobnas). Dahlan diminta menggelar pertemuan dengan pionir mobil listrik. "Empat Putra Petir" yang dijagokan Dahlan untuk mewujudkan konsep mobil listrik direncanakan bertemu Presiden SBY dan Dahlan di Yogyakarta.



Terima Kasih telah membaca Berkendara tanpa Polusi " Indonesia Punya Bis Listrik Produksi Lokal" di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal dari Kehidupan Rating 5.0

Beli Ban IRC Dapat Yamaha Mio


JAKARTA [DP] — IRC ban sepeda motor produksi PT Gajah Tunggal Tbk, kembali hadir memeriahkan Pekan Raya Jakarta 2012 (PRJ) dengan berbagai hadiah menarik, salah satunya adalah Yamaha Mio.

Bagi anda yang ingin membeli ban sepeda motor sebaiknya anda bertandang ke booth IRC di PRJ. Selain menampilkan ban sepeda motor terbaru, IRC juga memberikan berbagai kejutan berupa hadiah-hadiah menarik.

Setiap pembelian 1 set ban IRC, pengunjung berhak mendapatkan kartu undian. Yang nantinya akan ada hadiah berupa satu 1 set ban IRC setiap hari, berlaku Senin-Jum’at.

Pengunjung juga berkesempatan mendapatkan voucher MAP senilai Rp 500 ribu yang akan diundi tiap akhir pekan.

Hadiah utama berupa satu unit sepeda motor Yamaha Mio dan dua unit TV LED 32″ telah disiapkan oleh IRC untuk pengunjung yang beruntung. Pengundian hadiah utama ini akan dilakukan pada hari terakhir PRJ, 15 Juli mendatang.

Kesempatan membawa pulang sebuah ban IRC juga diberikan kepada 25 pengunjung pertama yang membawa struk atau bon pembelian ban IRC pada PRJ 2011.


Terima Kasih telah membaca Beli Ban IRC Dapat Yamaha Mio di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

GT Radial 100% Ban Produksi Anak Bangsa


JAKARTA  — GT Radial ban mobil dari PT Gajah Tunggal Tbk kembali menunjukan kiprahnya di Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2012, dengan deretan produk   terbaru untuk semua jenis kendaraan roda empat.

Bertempat di selasar lobby utama Arena PRJ 2012, booth GT Radial tampil dengan dominasi warna merah putih, yang merupakan warna identitas dari pabrikan asal Indonesia.

“Merah putih juga untuk menunjukan rasa bangga GT Radial yang merupakan produk asli Indonesia.” ujar Arijanto Notorahardjo, General Marketing PT Gajah Tunggal Tbk.

Dengan mengusung tema GT Radial Around the World di PRJ 2012, PT Gajah Tunggal Tbk ingin menunjukan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Indonesia yang telah mempercayai dan menggunakan ban GT Radial pada kendaraan roda empatnya.

Selain itu juga, GT Radial merupakan ban yang diproduksi 100% oleh anak bangsa Indonesia dan telah sudah digunakan lebih dari 90 negara di 6 benua yang ada dibelahan bumi.

“Ini merupakan bukti nyata dari kualitas, ketangguhan dan performa ban GT Radial yang telah diakui oleh masyarakat International.” bangga Arijanto.

GT Radial sendiri telah meramaikan pesta rakyat ini sejak tahun 2007. Di PRJ 2012 kali ini GT Radial menampilkan ban ultra high performance dan ban untuk kendaraan 4X4. GT Radial Champiro HPY, GT Radial Champiro SX2 dan GT Radial Savero Komodo.

Ban GT Radial SX2 adalah ban yang diproduksi untuk kompetisi slalom dan drifting. Yang baru saja diluncurkan beberapa waktu lalu dan mendapat respon positif dari para penggunanya.

“karena tipenya street legal, selain untuk kompetisi ban ini juga dapat digunakan untuk pemakaian sehari-sehari.” tutur Arijanto.

Sementara GT Radial Savero Komodo merupakan ban untuk kendaraan 4X4 yang pengunaannya lebih banyak di medan offroad. Keandalan dan ketangguhan ban ini telah terbukti di berbagai kejuaraan offroad  Nasional.


Terima Kasih telah membaca GT Radial 100% Ban Produksi Anak Bangsa di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

Jaguar F-Type Prototype akan Tampil di Goodwood Festival of Speed 2012


COVENTRY (DP) – Jaguar F-Type Prototype akan menggunakan Goodwood Festival of Speed 2012 sebagai lokasi tampil di publik untuk pertama kalinya. Jaguar F-Type dikendarai oleh Mike Cross, Head of Vehicle Integrity, di Goodwood Hill.

Sports car 2-seater dengan atap convertible ini akan dijual pada pertengahan 2013. Jaguar akan menanam mesin supercharger V6 atau V8.

“Goodwood Festival of Speed 2012 fokusnya ke pendakian bukit Goodwood. Di sana para pengunjung dapat melihat, mendengar dan mencium mobil-mobil yang beraksi,” kata Adrian Hallmark, Global Brand Director, Jaguar Cars. “Di situlah kami pilih sebagai tempat F-Type unjuk diri.”

Saat ini, Jaguar sedang diuji di berbagai kondisi suhu, jalan dan alam. Goodwood Festival of Speed 2012 sendiri akan digelar 28 Juni – 1 Juli mendatang.


Terima Kasih telah membaca Jaguar F-Type Prototype akan Tampil di Goodwood Festival of Speed 2012 di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

Indonesia Kijang Club Palembang Resmi Berdiri

PALEMBANG — Jumlah populasi Toyota Kijang di Indonesia sangat besar. Mobil ini sangat identik dengan kendaraan-keluarga dan hingga kini tetap menjadi primadona bagi kebanyakan keluarga Indonesia.

Didasari hal tersebut Indonesia Kijang Club (IKC) memiliki misi membuka cabang di seluruh Indonesia. Sejak berdiri pada 1998, IKC memiliki 20 cabang resmi di 10 provinsi.

Pada 17 Juni 2012 Pengurus Pusat IKC membentuk perwakilan di bumi Sriwijaya, kota Palembang, Sumatera Selatan.  IKC Palembang resmi menjadi cabang ke-20 setelah berhasil melewati beberapa persyaratan administratif yaitu mempunyai 10 anggota serta program-program kegiatan yang harus dilaksanakan.

Peresmian yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum Andi Muhammad Ilham dan perwakilan Auto2000 Palembang berjalan dengan sederhana bertempat di sekretariat Jl. Macan Kumbang Raya no 2001-A. Acara dimulai dengan pengenalan sejarah IKC oleh Ketua Umum kepada seluruh anggota, lalu pengenalan seluruh anggota, penyerahan simbolis kemeja resmi sebagai atribut yang akan digunakan, penyerahan sertifikat peresmian sebagai bentuk pengakuan oleh Pengurus Pusat, makan siang bersama sekaligus ramah tamah.

Agar masyarakat lebih mengenal IKC, para anggota berkonvoi kelilingi Palembang. Selesai konvoi, acara ditutup dengan doa untuk keberadaan IKC Palembang.

“Kami berharap keberadaan IKC di kota Palembang dapat menjadi partner strategis antara APM (Agen Pemegang Merek) dan Komunitas yang dapat saling menguntungkan  sehingga program-program yang akan dilaksanakan untuk konsumen dapat berjalan dengan baik,” harap Taufan Rekayasa, sebagai perwakilan Auto2000 Palembang.

Jaya Nuriman sebagai Ketua IKC Palembang mengucapkan terima kasih atas kehadiran pengurus pusat dan Auto2000 Palembang. “Semoga keberadaan kami dapat mengakomodir seluruh pemilik Toyota Kijang di Palembang. Kami memiliki beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu bakti sosial dan mengikuti kontes modifikasi.

IKC Palembang : 0813 7343 4838 / 0812 7201 2364
Facebook : IKC Palembang
Twitter @IKCPalembang
website : www.indonesiakijangclub.org

Terima Kasih telah membaca Indonesia Kijang Club Palembang Resmi Berdiri di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal dari Kehidupan Rating 5.0

Carlos Ghosn Tampik Berita Dirinya Mundur dari Nissan


TOKYO – Carlos Ghosn menampik pemberitaan tentang dirinya akan mundur sebagai CEO & President Nissan Motor Company. Isyu ini muncul ketika saham Nissan turun lebih dari 2% dan adanya rencana suksesi di tubuh Nissan.

Bloomberg menulis Ghosn akan turun dari jabatannya sebelum dimulainya Rencana Jangka-Menengah Perusahaan berikutnya. Rencana tersebut akan berlangsung selama lima tahun.

“Mengundurkan diri dalam menghadapi rencana ini bukanlah sebuah topik sekarang,” katanya kepada Reuters di Tokyo, hari ini (22/6).

“Jika Anda seorang CEO, Anda harus memiliki dua kondisi. Pertama, para pemegang saham harus mempercayai Anda dan mereka ingin Anda mengepalai perusahaan,” tambahnya. “Kondisi kedua, Anda perlu merasakan motivasi untuk melakukan pekerjaan Anda. Jadi, selama keduanya bersatu kembali, Anda terus melakukan pekerjaan. Dan hari ini, mereka bersatu kembali.”

Terima Kasih telah membaca Carlos Ghosn Tampik Berita Dirinya Mundur dari Nissan di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0


Biografi Soedono Salim - Pengusaha Sukses Indonesia

Soedono Salim atau Liem Sioe Liong lahir di Tiongkok tanggal 19 Juli 1916, Dia merupakan pendiri Grup Salim. Kepemilikan Grup Salim meliputi Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, BCA, Indomaret, Indomarco, PT Mega, Bank Windu Kencana, PT Hanurata, dan PT Waringin Kencana dan lain-lain. Dia merupakan salah satu konglomerat dan pengusaha sukses asal Indonesia. Ia sempat menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dan Asia. Perjalanan suksesnya dimulai di sebuah pelabuhan kecil. Fukien di bilangan Selatan Benua Tiongkok. Dia dilahirkan di situ pada tahun 1918. Kakaknya yang tertua Liem Sioe Hie kini berusia 77 tahun sejak tahun 1922 telah lebih dulu beremigrasi ke Indonesia yang waktu itu masih jajahan Belanda kerja di sebuah perusahaan pamannya di kota Kudus.

Di tengah hiruk pikuknya usaha ekspansi Jepang ke Pasifik, dibarengi dengan dongeng harta karun kerajaan-kerajaan Eropa di Asia Tenggara, maka pada tahun 1939, Liem Sioe Liong mengikuti jejak abangnya yang tertua. Dari Fukien, ia Berangkat ke Amoy, dimana bersandar sebuah kapal dagang Belanda yang membawanya menyeberangi Laut Tiongkok. Sebulan untuk kemudian sampai di Indonesia. Sejak dulu, kota Kudus sudah terkenal sebagai pusat pabrik rokok kretek, yang sangat banyak membutuhkan bahan baku tembakau dan cengkeh. Dan sejak jamam revolusi Liem Sioe Liong sudah terlatih menjadi supplier cengkeh, dengan jalan menyelundupkan bahan baku tersebut dari Maluku, Sumatera, Sulawesi Utara melalui Singapura untuk kemudian melalui jalur-jalur khusus penyelundupan menuju Kudus. Sehingga tidak heran dagang cengkeh merupakan salah satu pilar utama bisnis Liem Sioe Liong pertama sekali, disamping sektor tekstil. Dulu juga dia, banyak mengimpor produksi pabrik tekstil murahan dari Shanghai.

Di Kudus Liem berkenalan dengan gadis asal Lasem. Gadis itu sekolah di sekolah Belanda Tionghoa. Liem melamarnya, tapi orangtua si gadis tidak mengizinkan, lantaran takut anak gadisnya akan dibawa ke Tiongkok. Kekuatiran itu timbul melihat tampang Liem yang masih totok. Tapi, Liem tak mau menyerah. Akhirnya lamarannya diterima dan diizinkan menikah. Pesta pernikahannya, bahkan dirayakan selama 12 hari. Maklum, keluarga istrinya cukup terpandang. Setelah menikah, Liem makin ulet bekerja dan berusaha. Usahanya berkembang. Tapi, ketika awal 1940-an, Jepang menjajah Indonesia, usahanya bangkrut. Ditambah lagi, dia mengalami kecelakaan. Mobil yang ditumpanginya masuk jurang. Seluruh temannya meninggal. Hanya Liem yang selamat, setelah tak sadarkan diri selama dua hari. Kemudian, Liem pindah ke Jakarta.


Seirama dengan masa pemerintahan dan pembangunan Orde Baru, bisnisnya pun berkembang demikian pesat. Pada tahun 1969, Om Liem bersama Sudwikatmono, Djuhar Sutanto dan Ibrahim Risjad, yang belakangan disebut sebagai The Gang of Four, mendirikan CV Waringin Kentjana. Om Liem sebagai chairman dan Sudwikatmono sebagai CEO. The Gang of Four ini kemudian tahun 1970 mendirikan pabrik tepung terigu PT Bogasari dengan modal pinjaman dari pemerintah. Bogasari yang memonopoli suplai tepung terigu untuk Indonesia bagian Barat, yang meliputi sekitar 2/3 penduduk Indonesia, di samping PT. Prima untuk Indonesia bagian Timur. Hampir di setiap perusahaan Liem Sioe Liong dia berkongsi dengan Djuhar Sutanto alias Lin Wen Chiang yang juga seorang Tionghoa asal Fukien. Bogasari sebuah perusahaan swasta yang paling unik di Indonesia. Barangkali hanya Bogasarilah yang diberikan pemerintah fasilitas punya pelabuhan sendiri, dan kapal-kapal raksasa dalam hubungan perteriguan bisa langsung merapat ke pabrik.

Ketika pertama berdiri, PT Bogasari berkantor di Jalan Asemka, Jakarta dengan kantor hanya seluas 100 meter. Kemudian tahun 1975 kelompok ini mendirikan pabrik semen PT Indocement Tunggal Perkasa. Pabrik ini melejit bahkan nyaris memonopoli semen di Indonesia. Sehingga kelompok ini sempat digelari Tycoon of Cement. Setelah itu, The Gang of Four ditambah Ciputra mendirikan perusahaan real estate PT Metropolitan Development, yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Selain itu, Om Liem juga mendirikan kerajaan bisnis bidang otomotif di bawah bendera PT Indomobil.

Bahkan merambah ke bidang perbankan dengan mendirikan Bank Central Asia (BCA) bersama Mochtar Riyadi. Di tahun 1970-an. Bank Central Asia ini telah bertumbuh menjadi bank swasta kedua terbesar di Indonesia dengan total asset sebesar US$ 99 juta. Belakangan Mochtar Riady membangun Lippo Bank. Ketika itu, Om Liem pernah jadi orang terkaya di Indonesia dan Asia. Serta masuk daftar 100 orang terkaya dunia. Namun, seirama dengan mundurnya Presiden Soeharto dan akibat terjadi krisis moneter, bisnis dan kekayaannya pun turun. Bahkan, Om Liem terpaksa memilih bermukim di Singapura, setelah rumahnya di Gunung Sahari dijarah massa reformasi. Setelah peristiwa tersebut, ia mulai mengalihkan kepengurusan bisnisnya kepada anaknya Anthony Salim, lalu pindah dan tinggal di Singapura hingga tutup usia. Ia dikenal luas masyarakat dekat dengan mantan Presiden ke-2 Indonesia Soeharto. Usahanya diteruskan anaknya yakni Anthony Salim dan menantunya Franciscus Welirang.



Begitu perkasanya dia di bidang perekonomian Indonesia dewasa ini, mungkin menjadi titik tolak majalah Insight, Asia’s Business Mountly terbitan Hongkong dalam penerbitan bulan Mei tahun ini, menampilkan lukisan karikatural Liem Sioe Liong berpakaian gaya Napoleon Bonaparte. Dadanya penuh ditempeli lencana-lencana perusahaannya. Perusahaan holding company-nya bernama PT Salim Economic Development Corporation punya berbagai macam kegiatan yang dibagi-bagi atas berbagai jenis divisi; masing-masing adalah:
  1. divisi perdagangan
  2. divisi industri
  3. divisi bank dan asuransi
  4. divisi pengembangan (yang bergerak dibidang hasil hutan dan konsesi hutan)
  5. divisi properti yang bergerak dibidang real estate, perhotelan, dan pemborong
  6. divisi perdagangan eceran
  7. divisi joint venture.
 Setiap divisi membawahi beberapa arah perusahaan raksasa, berbentuk perseroan-perseroan terbatas. Pelbagai kemungkinan untuk lebih mengembangkan lajunya perusahaan sekalipun tidak akan meningkatkan permodalan, seperti go-public di pasar saham Jakarta, – dilangsungkan group Soedono Lem Salim dengan gencar. Halangan maupun isu bisnis yang mengancam perusahaannya, nampak tak membuat Liem cemas. Seperti katanya kepada Review,
“Jika anda hanya mendengarkan apa yang dikatakan orang, anda akan gila. Anda harus melakukan apa yang anda yakini.”
Bermodal kalimat pendeknya itu pulalah mengantar Liem Sioe Liong muda di Kudus yang juga terkenal sebagai Lin Shao Liang menjadi Soedono Salim si Raja Dagang Indonesia, belakangan ini.

Sudono Salim atau Liem Sioe Liong meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Berdasarkan informasi yang beredar, pengusaha kakap itu wafat di Singapura pada tanggal 10 Juni 2012.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Sudono_Salim
- http://pontianak.tribunnews.com/2012/06/10/sekilas-kisah-perjalanan-hidup-sudono-salim
- http://freddyiriawan.com/succes-story/kisah-sukses-liem-sioe-liong-soedono-salim/


Terima Kasih telah membaca Biografi Soedono Salim - Pengusaha Sukses Indonesia di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal dari Kehidupan Rating 5.0

Biografi Septinus George Saa - Sang Jenius dari Papua

Septinus George Saa lahir di Manokwari pada 22 September 1986. Sejak kecil, dia sering tinggal berpindah-pindah mengikuti orang tuanya. Bahkan, tak jarang dia hidup terpisah dari orang tua. Dia adalah seorang pemenang lomba First Step to Nobel Prize in Physics pada tahun 2004 dari Indonesia. Makalahnya berjudul Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resisto. bahkan rumus Penghitung Hambatan antara Dua Titik Rangkaian Resistor yang Ditemukannya diberi namanya sendiri yaitu "George Saa Formula". Prestasi pemuda berusia 19 tahun ini sangat mengagumkan. Rumus yang ditemukannya berhasil memenangkan First Step to Nobel Prize in Physic yang itu mengungguli ratusan paper dari 73 negara yang masuk ke meja juri. Para juri yang terdiri dari 30 jawara fisika dari 25 negara itu hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memutuskan pemuda 17 tahun asal Jayapura ini menggondol emas.

Oge lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Silas Saa, adalah Kepala Dinas Kehutanan Teminabuhan, Sorong. Oge lebih senang menyebut ayahnya petani ketimbang pegawai. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Silas, dibantu isterinya, Nelce Wofam, dan kelima anak mereka, harus mengolah ladang, menanam umbi-umbian. Kelima anak Silas mewarisi keenceran otaknya. Silas adalah lulusan Sekolah Kehutanan Menengah Atas tahun 1969, sebuah jenjang pendidikan yang tinggi bagi orang Papua kala itu.

Apulena Saa, puteri sulung Silas, mengikuti jejak ayahnya. Ia adalah Sarjana Kehutanan lulusan Universitas Cendrawasih. Franky Albert Saa, putera kedua, saat ini tengah menempuh Program Magister Manajemen pada Universitas Cendrawasih. Yopi Saa, putera ketiga, adalah mahasiswa kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Agustinus Saa, putera keempat, mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua, Manokwari. Sementara si Bungsu, Oge, meraih emas di panggung internasional. “Semua anak mama tidak manja dengan uang, sebab kami tidak punya uang,” tutur mama Nelce usai menemani puteranya menerima penghargaan dari Departemen Kehutanan, Selasa (22/6/2004), di Departemen Kehutanan, Jakarta.

Ia bertutur, karena minimnya ekonomi keluarga, Oge sering tidak masuk sekolah ketika SD hingga SMP. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 10 km. Oge harus naik “taksi” (angkutan umum) dengan ongkos Rp 1.500 sekali jalan. Itu berarti Rp 3.000 pulang pergi. “Tidak bisa jajan. Untuk naik “taksi” saja mama sering tidak punya uang. Kalau Oge mau makan harus pulang ke rumah,” katanya.

Bagi Oge prestasi tidak selalu berarti karena uang. Pemuda yang dikenal sebagai playmaker di lapangan basket ini adalah orang yang haus untuk belajar. Selalu ada jalan untuk orang-orang yang haus seperti Oge. Prestasinya di bidang fisika bukan semata-mata karena ia menggilai ilmu yang menurut sebagian anak muda rumit ini.

“Saya tertarik fisika sejak SMP. Tidak ada yang khusus kenapa saya suka fisika karena pada dasarnya saya suka belajar saja. Lupakan saja kata fisika, saya suka belajar semuanya,” katanya. “Semua mata pelajaran di sekolah saya suka kecuali PPKN (Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan). Pelajaran itu membosankan dan terlalu banyak mencatat. Saya suka kimia, sejarah, geografi, matematika, apalagi bahasa Indonesia. Saya selalu bagus nilai Bahasa Indonesia,” tambahnya.


Selepas SD dan SMP yang kerap diwarnai bolos sekolah itu, Oge diterima di SMUN 3 Buper Jayapura. Ini adalah sekolah unggulan milik pemerintah daerah yang menjamin semua kebutuhan siswa, mulai dari seragam, uang saku, hingga asrama. Kehausan intelektualnya seperti menemukan oase di sini. Ia mulai mengenal internet. Dari jagad maya ini ia mendapat macam-macam teori, temuan, dan hasil penelitian para pakar fisika dunia.

Kebrilianan otak mutiara hitam dari timur Indonesia ini mulai bersinar ketika pada 2001 ia menjuarai lomba Olimpiade Kimia tingkat daerah. Karena prestasinya itu, ia mendapat beasiswa ke Jakarta dari Pemerintah Provinsi Papua. Namun mamanya melarang putera bungsunya berangkat ke Ibu Kota. Prestasi rupanya membutuhkan sedikit kenakalan dan kenekatan. Dibantu kakaknya, Frangky, Oge berangkat diam-diam. Ia baru memberitahu niatnya kepada mama tercinta sesaat sebelum menaiki tangga pesawat. Mamanya menangis selama dua minggu menyadari anaknya pergi meninggalkan tanah Papua.

Oge kemudian membuktikan bahwa kepergiannya bukan sesuatu yang sia-sia. Tangis sedih mamanya berganti menjadi tangis haru ketika November 2003 ia menduduki peringkat delapan dari 60 perserta lomba matematika kuantum di India. Prestasinya memuncak tahun ini dengan menggenggam emas hasil riset fisikanya. Mamanya pun tidak pernah menangis lagi. “Saya ingin jadi ilmuwan. Sebenarnya ilmu itu untuk mempermudah hidup. Ilmu pengetahuan dan teknologi itu membuat hidup manusia menjadi nyaman. Saya berharap kalau saya menjadi ilmuwan, saya dapat membuat hidup manusia menjadi lebih nyaman,” kata dia.

Di Jakarta, ia digembleng khusus oleh Bapak Fisika Indonesia, Profesor Yohanes Surya. Awal November 2006 ia harus mempresentasikan hasil risetnya di depan ilmuwan fisika di Polandia. Ia harus membuktikan bahwa risetnya tentang hitungan jaring-jaring resistor itu adalah orisinil gagasannya. Setelah itu, ia akan mendapat kesempatan belajar riset di Polish Academy of Science di Polandia selama sebulan di bawah bimbingan fisikawan jempolan. Setelah menerima penghargaan itu, George diganjar banyak fasilitas. Menteri pendidikan saat itu, Malik Fadjar, meminta George memilih perguruan tinggi mana pun di Indonesia tanpa tes. Kampus tempat dia kuliah juga diwajibkan memberikan fasilitas belajar. George sempat bingung memilih kampus sebelum utusan Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng mendatangi dirinya. ''Saya diminta menemui Pak Aburizal Bakrie,'' ungkap pria kelahiran 22 September 1986 tersebut.

Freedom Institute menawari George kuliah di luar negeri. Memilih negara mana pun akan dikabulkan. Mau di benua Amerika, Eropa, bahkan Afrika sekali pun, terserah George. Beasiswa tersebut bukan hanya uang kuliah, tapi juga uang saku serta biaya hidup. Pria penghobi basket itu sempat bingung memilih negara. Rizal Mallarangeng mengusulkan agar dirinya memilih Amerika. Sebab, negara pimpinan Barack Obama tersebut bagus untuk belajar dan melakukan penelitian. George lantas mendaftar ke jurusan aerospace engineering di Florida Institute of Technology. Kampus di pesisir timur Amerika di Brevard County. Kampus itu berdekatan dengan Kennedy Space Center dan tempat peluncuran pesawat NASA (National Aeronautics and Space Administration).

Di jurusan aerospace engineering alias teknik dirgantara itu, George mempelajari semua hal tentang pesawat terbang, baik pesawat terbang di angkasa maupun luar angkasa. Dia juga mempelajari ilmu yang supersulit di jagat aerospace, yakni rocket science. ''Saking sulitnya, orang Amerika sering bilang, you don't need rocket science to figure it out,'' katanya lantas terkekeh. Di antara 200-an mahasiswa seangkatan, hanya 40 orang yang lulus. George mempelajari semua hal tentang pesawat terbang. Mulai struktur pesawat, aerodinamika, daya angkat, hingga efisiensi berat dalam teknologi pembuatan burung besi itu.


Ada alasan khusus dirinya suka pesawat terbang. Selain memang mengagumi presiden ketiga Indonesia B.J. Habibie yang gandrung pesawat itu, lelaki bertubuh gempal tersebut semula ingin menjadi pilot. Namun, karena kedua matanya minus 3,25, dia harus mengalihkan impiannya. ''Kalau nggak bisa menerbangkan pesawat, saya harus bisa membuat pesawat. Setidaknya, memahami teknologi pesawat terbang,'' tegasnya. Tahun pertama di Amerika sangat sulit bagi George. Sebab, dia belum fasih berbahasa Inggris. Pernah, dia tertahan sejam di bagian imigrasi. ''Saya hanya duduk dan diam selama sejam gara-gara tidak bisa bahasa Inggris,'' tuturnya.

Karena itu, tahun pertama, George tak langsung kuliah. Dia belajar bahasa di sekolah bahasa Inggris English Language Service di Cleveland, negara bagian Ohio, AS. Selama setahun dia ngebut belajar bahasa. Mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00, dia melahap materi-materi bahasa Inggris. ''Saya mempelajari lagi grammar dan kosakata,'' jelas anak bungsu pasangan Silas Saa dan Nelly Wafom itu. George lulus pada akhir 2009. Kini, dia bekerja di perusahaan internasional yang bergerak di bidang migas sembari bantu-bantu di lembaga yang memberinya beasiswa, Freedom Institute. ''Tiga minggu ini aku di Jakarta. Nanti ke laut lagi,'' katanya.

Referensi :

- http://www.astrodigi.com/2010/08/septinus-george-saa-anak-petani-papua.html
- http://falahluqmanulhakiem.wordpress.com
- http://id.wikipedia.org/wiki/Septinus_George_Saa
- http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1085284643


Terima Kasih telah membaca Biografi Septinus George Saa - Sang Jenius dari Papua di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal dari Kehidupan Rating 5.0

MUSEUM AFFANDI - Mengunjungi Istana Sang Maestro


MUSEUM AFFANDI

Alamat: Jl. Laksda Adisucipto 167, Yogyakarta 55281, Indonesia
Phone: (0274) 562 593
Koordinat GPS: S7°46'58.6" E110°23'46.8" (lihat peta)


Museum affandi adalah seluruh bagian dari kehidupan Affandi sebagai maestro seni lukis. Di wilayah tepi sungai Gajah Wong itu, Affandi hidup, berkarya, mentransformasikan ilmunya dan bersemayam di rumah abadinya.

Museum Affandi, Mengunjungi Istana Sang Maestro

 
Mengunjungi Museum Affandi yang terletak di Jalan Raya Yogyakarta-Solo, atau tepatnya tepi barat Sungai Gajah Wong, memberi kesempatan bagi anda untuk menjejaki seluruh bagian berarti dari kehidupan Affandi. Anda bisa melihat karya-karya agung semasa sang maestro hidup, karya para pelukis lain yang ditampungnya, alat transportasi yang dipakainya dahulu, rumah yang ditinggali hingga sebuah sanggar yang kini dipakai untuk membina bakat melukis anak.

Kompleks museum terdiri dari 3 buah galeri dengan galeri I sebagai tempat pembelian tiket dan permulaan tur. Galeri I yang dibuka secara pribadi oleh affandi sejak tahun 1962 dan diresmikan tahun 1974 ini memuat sejumlah lukisan Affandi dari awal berkarya hingga masa akhir hidupnya. Lukisan yang umumnya berupa lukisan sktesa dan karya reproduksi ini ditempatkan dalam 2 larik atas bawah dan memanjang memenuhi ruangan berbentuk lengkung.

Masih di Galeri I, anda bisa melihat sejumlah barang berharga semasa Affandi hidup. Di ujung ruangan, anda bisa melihat mobil Colt Gallan tahun 1976 yang berwarna kuning kehijauan yang dimodifikasi sehingga menyerupai bentuk ikan, juga sebuah sepeda onthel kuno yang tampak mengkilap sebagai alat transportasi. Anda juga bisa melihat reproduksi patung karyanya berupa potret diri bersama putrinya, Kartika.

Menuju Galeri II, anda bisa melihat sejumlah lukisan para pelukis, baik pemula maupun senior, yang ditampungnya dalam museum. Galeri yang diresmikan tahun 1988 ini terdiri dari dua lantai dengan lukisan yang dapat dilihat dari sudut pandang berbeda. Lantai pertama banyak berisi lukisan-lukisan yang bersifat abstrak, sementara lantai 2 memuat lukisan dengan corak realis namun memiliki ketegasan.

Galeri III yang menjadi tujuan selanjutnya merupakan bangunan berbentuk garis melengkung dengan atap membentuk pelepah daun pisang. Bisa dikatakan, galeri berlantai 3 ini multifungsi, lantai pertama berfungsi sebagai ruang pameran sekaligus lokasi "Sanggar Gajah Wong" tempat bagi anak-anak untuk mengasah bakat melukis, lantai kedua sebagai ruang perawatan dan perbaikan lukisan, sementara lantai bawah tanah sebagai tempat menyimpan koleksi lukisan.

Tak jauh dari Galeri III, terdapat sebuah menara yang bisa digunakan sebagai tempat melihat pemandangan. Anda bisa melihat panorama seluruh bagian museum, Sungai Gajahwong hingga hiruk pikuk jalan raya. Turun dan berjalan ke barat dari menara itu, anda bisa melihat rumah berarsitektur unik yang digunakan Affandi sebagai tempat tinggal bersama istri dan anak.

Rumah tersebut dibangun dengan konsep rumah panggung dengan tiang penyangga utama berbahan beton dan tiang lain berbahan kayu. Atap rumah berbahan sirap yang berbentuk pelepah daun pisang dan bangunannya berbentuk lengkung. Lantai bawah rumah ini kini dipakai sebagai lokasi Kafe Loteng, tempat penjuualan makanan dan minuman bagi para pengunjung, sementara laintai atas rumah merupakan kamar pribadi Affandi.

Di sebelah kiri rumah, terdapat sebuah gerobak yang kini berfungsi sebagai mushola. Gerobak tersebut merupakan salah satu elemen pelengkap kompleks rumah Affandi yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan istri Affandi, Maryati. Semula, Maryati menginginkan adanya sebuah caravan yang banyak digunakan sebagai tempat tinggal berpindah bagi orang Amerika. Affandi menyetujui konsep bangunan itu, namun dengan wujud yang lebih meng-Indonesia, yaitu gerobak.

Sebelum pulang, anda bisa singgah di rumah abadi sang maestro yang wafat 23 Mei 1990, berada di antara Galeri I dan II. Rumah abadi Affandi tersebut berdampingan dengan rumah abadi milik sang istri. Halaman rumah abadi tersebut dihiasi oleh rimbunan pohon mawar.

Untuk berkunjung ke Museum Affandi, anda hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 10.000,00 sebagai tiket masuk untuk wisatawan domestik dan Rp 20.000,00 untuk wisatawan mancanegara, serta tambahan Rp 10.000,00 sebagai biaya tambahan bila ingin memotret.
Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Photo & Artistik: Agung Sulistiono Mabruron
Copyright © 2007 YogYES.COM
Museum Affandi
Jl. Laksda Adisutjipto 167 Yogyakarta 55281
Phone/Fax: +62 274 562593
Jadwal Kunjungan:
Hari Senin - Minggu
Buka pukul : 10.00 - 16.00
Hari libur nasional: Tutup
Biaya Masuk:
Dewasa Rp. 10.000
Wisatawan Asing Rp. 20.000


Terima Kasih telah membaca MUSEUM AFFANDI - Mengunjungi Istana Sang Maestro di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

MUSEUM SASMITALOKA - Mengunjungi Kediaman Sang Guru


MUSEUM SASMITALOKA

Alamat: Jl. Bintaran Wetan 3, Yogyakarta 55111, Indonesia
Phone: (0274) 376 663
Koordinat GPS: S7°48'8.7" E110°22'30.9" (lihat peta)

Berjiwa kebapakan, teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa. Dialah Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik Indonesia.

MUSEUM SASMITALOKA - Mengunjungi Kediaman Sang Guru

"Anak-anakku, Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi prajurit yang berideologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia, siapapun juga" (Panglima Besar Jenderal Sudirman).

Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Karisidenan Banyumas menjadi saksi lahirnya seorang bocah kecil pada hari senin pon tanggal 24 Januari 1916. Tangisnya merupakan tanda awal lahirnya salah satu tokoh besar dalam revolusi Bangsa Indonesia. Ayahnya Karsid Kartawiraji dan Siyem, ibu yang melahirkan sang bocah memberikannya nama Sudirman. Sedangkan ayah angkatnya Raden Cokro Sunaryo menambahkan nama Raden di depan nama Sudirman.

Menjalani pendidikan formal di Taman Siswa, lalu melanjutkan pendidikan di HIK Muhammadiyah Solo. Pada tahun 1934 Raden Sudirman yang juga aktif dalam Organisasi Kepanduan Islam Hizbul Wathon, menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah di Cilacap. Sebagai Kepala Sekolah, beliau bersikap terbuka, mau mendengarkan pendapat orang lain serta selalu siap memberi jalan pemecahan terhadap setiap masalah yang timbul di kalangan para guru. Selain menjadi Kepala Sekolah, beliau juga menjadi tenaga pengajar di Sekolah Menengah Muhammadiyah Cilacap.

Perjalanan Menjadi Seorang Jenderal

 

Karir militer Pak Dirman (panggilan akrab Beliau sewaktu bergerilya) diawali ketika mengikuti latihan perwira tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor. Selesai mengikuti latihan, Pak Dirman diangkat menjadi Daidancho (Komandan Daidan setara Batlyon) di Banyumas.

Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pasukan Jepang dipaksa menyerahkan senjata kepada tentara Indonesia oleh pihak sekutu. Ketidakrelaan Jepang menyerahkan inventaris negara, berubah menjadi baku tembak yang menelan banyak korban dari kedua belah pihak. Tetapi beda halnya dengan Banyumas. Berkat kearifan Pak Dirman (saat itu telah diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel) dalam berunding, tidak ada darah yang tertumpah dalam proses penyerahan senjata. Atas segala jasa dan prestasinya, Pak Dirman yang dinilai teguh hati, lemah lembut tutur katanya, dan bersikap kebapakan dalam mengayomi para bawahan, terpilih menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 12 Nopember 1945, dan dilantik pada tanggal 18 Desember 1945, lewat pelantikan presiden.

Meski saat itu Pak Dirman masih sangat muda, dalam usia 29 tahun beliau sudah mampu menjadi pemimpin yang cepat mengambil keputusan, serta langsung ditindaki dengan tegas. Prestasinya mempersatukan berbagai laskar ke dalam tubuh ketentaraan, pada tanggal 3 juni 1947, pangkat Jenderal tetap diembankan kepada Beliau setelah TKR menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) sebelum akhirnya menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI)

Perjalanan Panglima Besar Jenderal Sudirman untuk menempati posisi tertinggi APRI pada tanggal 3 Juni 1947 melewati banyak peperangan. Mulai dari perang kemerdekaan melawan Jepang hingga mendesak mundur pasukan Sekutu ke Semarang pada tanggal 15 Desember 1945 dari Ambarawa (Palagan Ambarawa). Setelah menjabat Panglima Besar APRI, Jenderal Sudirman tidak langsung berpangku tangan. Meski dalam keadaan sakit dan harus ditandu oleh bawahannya, Beliau tetap bergerilya melawan Belanda. Mulai dari Agresi Militer I hingga mengatur taktik perang pada Agresi Militer II yang dilakoninya dengan berpindah-pindah. Perjalanan marathon sejauh lebih dari 1000 km selama enam bulan itu akhirnya berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Roem Royen. Panglima Besar ini akhirnya kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949.

Sejarah Kediaman Sang Guru

Rumah yang terletak di Jalan Bintaran Wetan no.3 Yogyakarta, merupakan bekas kediaman Panglima Besar Jenderal Sudirman yang sekarang menjadi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman. Sasmitaloka dalam bahasa Jawa berarti tempat untuk mengingat, mengenang. Museum ini merupakan tempat untuk mengenang pengabdian dan pengorbanan dari Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Gedung yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1890 ini memiliki mempunyai sejarah yang sangat panjang. Di awal berdirinya, bangunan bersejarah ini diperuntukkan bagi pejabat keuangan Pura Paku Alam VII, Tuan Winschenk. Pada masa penjajahan Jepang bangunan dikosongkan dan barang-barangnya disita. Pada masa kemerdekaan Republik Indonesia, dipakai sebagai Markas Kompi Tukul dari batalion Suharto. Sejak tanggal 18 Desember 1945 sampai 19 Desember 1948, menjadi kediaman resmi Jenderal Sudirman setelah menjadi Panglima Tertinggi TKR. Selanjutnya saat Agresi Belanda II digunakan oleh Belanda sebagai Markas IVG Brigade T dan setelah kedaulatan Republik Indonesia tanggal 27 Desember 1949, berturut-turut digunakan sebagai kantor Komando Militer Kota Yogyakarta, kemudian dipakai untuk asrama Resimen Infantri XIII dan penderita cacat (invalid). Tanggal 17 Juni 1968 dipakai untuk Museum Pusat Angkatan Darat, sebelum akhirnya diresmikan sebagai Museum Sasmitaloka Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Sudirman pada tanggal 30 Agustus 1982.

Menjelajahi Sasmitaloka

 
Memasuki Museum Sasmitaloka dari pintu utara, pengunjung akan melihat Prasasti Pangsar Jenderal Sudirman. Sementara itu di halaman depan bangunan induk Monumen Pangsar Jenderal Sudirman berdiri dengan gagahnya. Monumen tersebut berupa patung Pak Dirman yang sedang menunggangi kuda dengan tulisan di keempat sisinya. Salah satunya seperti yang tertulis di awal artikel ini. Sementara di sisi utara monumen terdapat satu senjata mesin, dan sebuah meriam di sisi selatannya.

Bangunan induk memiliki tiga pintu di bagian depannya dan sebuah pintu di bagian belakang yang menghubungkan dengan aula. Bangunan induk terdiri dari enam ruangan yang saling berhubungan. Di bagian depan merupakan ruang tamu. Di ruangan yang menjadi tempat Pangsar Jenderal Sudirman menerima tamu-tamu resmi terdapat empat kursi satu meja, masing-masing satu set di bagian utara dan satu set di bagian selatan. Di antara kedua ruang tamu terdapat medali kehormatan yang diberikan kepada Pangsar Jenderal Sudirman. Di belakangnya terdapat ruang santai. Terletak di tengah-tengah gedung induk hanya berfungsi sebagai ruang keluarga namun juga digunakan sebagai ruang tamu keluarga Pangsar Jenderal Sudirman. Di ruangan santai terdapat dua set kursi serta sebuah radio kuno milik Pangsar Jenderal Sudirman. Di sebelah utara ruang santai pengunjung bisa memasuki ruang kerja di bagian barat yang terhubung dengan ruang tidur tamu di bagian timur. Pada ruang kerja terdapat senjata-senjata rampasan perang serta senjata yang biasa digunakan oleh Pangsar Jenderal Sudirman. Di ruangan ini, YogYES sempat berhenti sebentar untuk membaca tulisan Buya Hamka tentang Jenderal Sudirman. Sementara di bagian selatan ruang santai terdapat ruang tidur Pangsar Jenderal Sudirman yang terhubung dengan ruang tidur putra-putri Beliau di bagian barat. Sedangkan ruang aula yang Dipergunakan untuk ruang makan Beliau dan tempat bermain, bercengkerama dengan putra-putri Beliau, terletak di sebelah timur ruang santai. Rumah induk ditata serupa mungkin dengan keadaan ketika Pangsar Jenderal Sudirman dan keluarga menempati rumah tersebut.

Di sayap utara rumah induk terdapat bangunan dengan tiga ruangan. Ruangan terdepan merupakan ruang sekretariat, dipakai sebagai ruangan untuk menyimpan meja kursi yang dipakai Letkol Sudirman sewaktu pengusulan Kolonel Sudirman Komandan Divisi V Purwokerto sebagai Panglima Tertinggi TKR. Ruang sekretariat terhubung dengan ruang Palagan Ambarawa di bagian timur. Di ruangan ini terdapat senjata rampasan dari Jepang yang digunakan untuk melawan sekutu di Palagan Ambarawa, juga senjata Inggris yang direbut pada peperangan tersebut, serta diorama dari perang Palagan Ambarawa. Di ujung timur bangunan terdapat ruang Panti Rapih. Pada ruangan ini terlihat diorama salah Pangsar Jenderal Sudirman ketika dirawat di salah satu ruangan Rumah Sakit Panti Rapih. Juga terdapat alat-alat yang pernah digunakan Pangsar Jenderal Sudirman ketika dirawat.

Setelah melihat-lihat ruang panti rapih, pengunjung bisa melihat ruang sobo dan pacitan, yang terletak di ujung timur bangunan yang terletak di bagian sayap selatan rumah induk. Dalam ruangan ini terdapat alat-alat sederhana yang pernah dipakai Pangsar Jenderal Sudirman selama perang gerilya. Manunggalnya antara rakyat dan TNI diwujudkan dalam keikhlasan rakyat memberikan harta bendanya demi mempertahankan kemerdekaan RI. Berdampingan di sebelah barat ruang ini terdapat ruang diorama perang gerilya. Terdapat tiga diorama yang menggambarkan diawalinya perang gerilya dan situasi betapa sulitnya perjuangan yang harus ditempuh Pangsar Jenderal Sudirman untuk berkoordinasi dengan pasukan yang ada di daerah. Di ruangan ini juga terdapat tandu yang pernah dipakai Pangsar Jenderal Sudirman ketika bergerilya. Di sebelahnya terdapat ruang pakaian. Koleksi pakaian yang pernah dipakai Jenderal Sudirman diantaranya mantel wool yang selalu dipakai waktu melakukan perang gerilya, terdapat di ruangan ini. Di antara ruang diorama dan ruang pakaian terdapat sebuah lorong yang dindingnya berisi beberapa surat yang pernah ditulis oleh Pangsar Jenderal Sudirman. Foto-foto kegiatan Pak Dirman pada waktu sebelum perang gerilya sampai pada saat wafatnya, serta dua stel baju dinas Pak Dirman bisa dilihat di ruang foto dan dokumentasi yang terletak di ujung barat bangunan.

Pahlawan Besar Itu Telah Tiada

17 agustus 1949, proklamasi diperingati di Gedung Agung Yogyakarta, setelah kepulangan Soekarno-Hatta dari pulau Bangka pada tanggal 6 Juli 1949 dan Pangsar Jenderal Sudirman dari perjalanan gerilya Beliau pada tanggal 10 Juli 1949.

Tanggal 27 Desember berdasarkan Konfrensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda secara resmi menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia. Sayangnya Pangsar Jenderal Sudirman tidak dapat menyaksikan hasil perjuangannya lebih lanjut. Kuman tuberkulosis yang semakin parah menggerogoti paru-paru Beliau setelah berbulan-bulan keluar masuk hutan, akhirnya mengalahkan Panglima Besar itu. 29 Januari 1950 di Rumah Peristirahatan Tentara Badakan, Magelang, Pangsar Jenderal Sudirman menghembuskan nafas terakhirnya. Jasadnya kini disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

Panglima Besar itu juga seorang manusia biasa. Dia memiliki tempat tinggal dan keluarga yang diayominya. Melalui gambaran visual, museum ini bercerita lebih banyak tentang kehidupan Pangsar Jenderal Sudirman sebagai seorang suami dan ayah, serta pemimpin tertinggi dalam kemiliteran. Seorang Jenderal yang tidak pernah menyerah pada penjajahan, bahkan oleh penyakit yang dideritanya. Bagaikan memasuki lorong waktu, untuk bisa membayangkan lebih dekat bagaimana Pangsar Jenderal Sudirman menjalani hari-harinya sebagai seorang Pemimpin.

Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
Jl. Bintaran Wetan No. 3 Yogyakarta
Phone: +62 274 376663
Visiting hours:
Hari Senin s/d Kamis: Pukul 08.00 - 14.00
Hari Sabtu dan Minggu: Pukul 08.00 - 12.00
Hari Jum'at dan Hari Besar: Tutup
Biaya Masuk: Sukarela



Terima Kasih telah membaca MUSEUM SASMITALOKA - Mengunjungi Kediaman Sang Guru di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

TUGU JOGJA - Landmark Kota Jogja yang Paling Terkenal


Tugu Jogja memendam makna filosofis tentang semangat perlawanan atas penjajahan dan kini menjadi landmark yang sangat lekat dengan Kota Jogja. Ada juga tradisi memeluk atau mencium tugu ini ketika lulus kuliah.

Tugu Jogja, Landmark Kota Jogja yang Paling Terkenal


Tugu Jogja merupakan landmark Kota Yogyakarta yang paling terkenal. Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu Jogja yang berusia hampir 3 abad memiliki makna yang dalam sekaligus menyimpan beberapa rekaman sejarah kota Yogyakarta.

Tugu Jogja kira-kira didirikan setahun setelah Kraton Yogyakarta berdiri. Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), sehingga disebut Tugu Golong-Gilig.

Secara rinci, bangunan Tugu Jogja saat awal dibangun berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas. Bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar sementara bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu pada awalnya mencapai 25 meter.

Semuanya berubah pada tanggal 10 Juni 1867. Gempa yang mengguncang Yogyakarta saat itu membuat bangunan tugu runtuh. Bisa dikatakan, saat tugu runtuh ini merupakan keadaan transisi, sebelum makna persatuan benar-benar tak tercermin pada bangunan tugu.

Keadaan benar-benar berubah pada tahun 1889, saat pemerintah Belanda merenovasi bangunan tugu. Tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggian bangunan juga menjadi lebih rendah, hanya setinggi 15 meter atau 10 meter lebih rendah dari bangunan semula. Sejak saat itu, tugu ini disebut juga sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal Putih.

Perombakan bangunan itu sebenarnya merupakan taktik Belanda untuk mengikis persatuan antara rakyat dan raja. Namun, melihat perjuangan rakyat dan raja di Yogyakarta yang berlangsung sesudahnya, bisa diketahui bahwa upaya itu tidak berhasil.

Bila anda ingin memandang Tugu Jogja sepuasnya sambil mengenang makna filosofisnya, tersedia bangku yang menghadap ke tugu di pojok Jl. Pangeran Mangkubumi. Pukul 05.00 - 06.00 pagi hari merupakan saat yang tepat, saat udara masih segar dan belum banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang. Sesekali mungkin anda akan disapa dengan senyum ramah loper koran yang hendak menuju kantor sirkulasi harian Kedaulatan Rakyat.

Sore hingga tengah malam, ada penjual gudeg (masakan khas Yogyakarta) di pojok Jl. Diponegoro. Gudeg di sini terkenal enak dan harganya wajar. Anda bisa makan secara lesehan sambil menikmati pemandangan ke arah Tugu Jogja yang sedang bermandikan cahaya.

Begitu identiknya Tugu Jogja dengan Kota Yogyakarta, membuat banyak mahasiswa perantau mengungkapkan rasa senangnya setelah dinyatakan lulus kuliah dengan memeluk atau mencium Tugu Jogja. Mungkin hal itu juga sebagai ungkapan sayang kepada Kota Yogyakarta yang akan segera ditinggalkannya, sekaligus ikrar bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mengunjungi kota tercinta ini lagi.

Terima Kasih telah membaca TUGU JOGJA - Landmark Kota Jogja yang Paling Terkenal di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0

MONUMEN JOGJA KEMBALI (MONJALI)


MONUMEN JOGJA KEMBALI (MONJALI)

Alamat: Jl. Lingkar Utara, Yogyakarta 55581, Indonesia
Phone: (0274) 868 225, 868 239
Koordinat GPS: S7°45'1.3" E110°22'7.4" (lihat peta)


Dalam enam jam pasukan Belanda kocar-kacir. Sebuah serangan yang menjadi awal kembalinya kedaulatan Republik Indonesia.

MONUMEN JOGJA KEMBALI (MONJALI) - Jejak Peristiwa Enam Jam di Yogyakarta


1 Maret 1949, 06.00
Pusat Kota Yogyakarta
Bunyi sirene tanda istirahat dibunyikan dari pos pertahanan Belanda. Di bawah komando Letkol Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III, mulai menggempur pertahanan Belanda setelah mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku penggagas serangan. Pasukan Belanda yang satu bulan semenjak Agresi Militer Belanda II bulan Desember 1948 disebar pada pos-pos kecil, terpencar dan melemah. Selama enam jam Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menduduki Kota Yogyakarta, setelah memaksa mundur pasukan Belanda. Tepat pukul 12.00 siang, sesuai dengan rencana, semua pasukan TNI menarik diri dari pusat kota ketika bantuan Belanda datang. Sebuah kekalahan telak bagi pihak Belanda.

Pertempuran yang dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret inilah yang menjadi awal pembuktian pada dunia internasional bahwa TNI masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan serta menyatakan bahwa Republik Indonesia masih ada. Hal ini terpicu setelah Pemerintah Belanda yang telah menangkap dan mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta ke Sumatera, memunculkan propaganda dengan menyatakan Republik Indonesia sudah tidak ada.
Berita perlawanan selama enam jam ini kemudian dikabarkan ke Wonosari, diteruskan ke Bukit Tinggi, lalu Birma, New Delhi (India), dan berakhir di kantor pusat PBB New York. Dari kabar ini, PBB yang menganggap Indonesia telah merdeka memaksa mengadakan Komisi Tiga Negara (KTN). Dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Des Indes Jakarta pada tanggal 14 April 1949 ini, wakil Indonesia yang dipimpin Moh. Roem dan wakil Belanda yang dipimpin Van Royen, menghasilkan sebuah perjanjian yang ditanda tangani pada tanggal 7 Mei 1949. perjanjian ini kemudian disebut dengan perjanjian Roem Royen (Roem Royen Statement). Dalam perjanjian ini Belanda dipaksa untuk menarik pasukannya dari Indonesia, serta memulangkan Presiden dan Wakil Presiden, Soekarno-Hatta ke Jogja. Hingga akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949 secara resmi Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia.

 

Makna Yang Tersirat dan Tersurat Dalam Tetengger Sejarah


Untuk mengenang peristiwa sejarah perjuangan bangsa, pada tanggal 29 Juni 1985 dibangun Monumen Yogya Kembali (Monjali). Peletakkan batu pertama monumen setinggi 31,8 meter dilakukan oleh HB IX setelah melakukan upacara tradisional penanaman kepala kerbau. Empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 6 Juli 1989, bangunan ini selesai dibangun. Pembukaannya diresmikan oleh Presiden Suharto dengan penandatanganan Prasasti.

Monumen yang terletak di Dusun Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kapubaten Sleman ini berbentuk gunung, yang menjadi perlambang kesuburan juga mempunyai makna melestarikan budaya nenek moyang pra sejarah. Peletakan bangunanpun mengikuti budaya Jogja, terletak pada sumbu imajiner yang menghubungkan Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan Parang Tritis. " Poros Makro Kosmos atau Sumbu Besar Kehidupan" begitu menurut Pak Gunadi pada YogYES. Titik imajiner pada bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 5,6 hektar ini bisa dilihat pada lantai tiga, tepatnya pada tempat berdirinya tiang bendera.

Nama Monumen Yogya Kembali merupakan perlambang berfungsinya kembali Pemerintahan Republik Indonesia dan sebagai tetengger sejarah ditarik mundurnya tentara Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan petinggi lainnya pada tanggal 6 Juli 1949 di Yogyakarta.

Replika Pesawat Hingga Ruang Hening

 

Memasuki area monumen yang terletak sekitar tiga kilometer dari pusat kota Jogja ini, pengunjung akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat dua senjata mesin beroda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran depan kaki gunung Monumen. Di ujung selatan pelataran berdiri tegak sebuah dinding yang memuat 420 nama pejuang yang gugur antara 19 Desember 1948 hingga 29 Juni 1949 serta puisi Karawang Bekasi-nya Chairil Anwar untuk pahlawan yang tidak diketahui namanya.
Monumen dikelilingi oleh kolam (jagang) yang dibagi oleh empat jalan menuju bangunan utama. Jalan barat dan timur menghubungkan dengan pintu masuk lantai satu yang terdiri dari empat ruang museum yang menyajikan sedikitnya 1.000 koleksi tentang Satu Maret, perjuangan sebelum kemerdekaan hingga Kota Yogyakarta menjadi ibukota RI. Seragam Tentara Pelajar dan kursi tandu Panglima Besar Jenderal Sudirman yang masih tersimpan rapi di sana. Di samping itu, ada juga ruang Sidang Utama, yang letaknya di sebelah ruang museum I. Ruangan berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 25 meter ini berfungsi sebagai ruang serbaguna, karena biasa disewakan untuk keperluan seminar atau pesta pernikahan.

Sementara itu jalan utara dan selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada dinding luar yang melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. sejumlah peristiwa sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi Kemerdekaan, kembalinya Presiden dan Wakil Persiden ke Yogyakarta hingga pembentukan Tentara Keamanan Rakyat tergambar di relief tersebut. Sedangkan di dalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari bangunan yang menggambarkaan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal 19 Desember 1948, SU Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan Proklamasi 17 Agustus 1949 di Gedung Agung Yogyakarta.

Lantai teratas merupakan tempat hening berbentuk lingkaran, dilengkapi dengan tiang bendera yang dipasangi bendera merah putih di tengah ruangan, relief gambar tangan yang menggambarkan perjuangan fisik pada dinding barat dan perjuangan diplomasi pada dinding timur. Ruangan bernama Garbha Graha itu berfungsi sebagai tempat mendoakan para pahlawan dan merenungi perjuangan mereka.

Selama ini perjuangan bangsa hanya bisa didengar melalui guru-guru sejarah di sekolah, atau cerita seorang kakek pada cucunya. Monumen Yogya Kembali memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana kemerdekaan itu tercapai. Melihat berbagai diorama, relief yang terukir atau koleksi pakaian hingga senjata yang pernah dipakai oleh para pejuang kemerdekaan. Satu tempat yang akan memuaskan segala keingin tahuan tentang perjalanan Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Monumen Yogya Kembali Ring Road Utara, Yogyakarta
Phone: +62 274 868225.
Jadwal Kunjungan:
Selasa s/d Minggu: Pukul 08.00 s/d 16.00
Hari Senin: Tutup
Biaya Masuk: Dewasa Rp.5000, Wisatawan Asing Rp.7.500

Khusus untuk rombongan (lebih dari 30 orang), tarif dipotong 10 persen. Sedangkan anak TK mendapatkan potongan tarif 50 persen per anak.


Terima Kasih telah membaca MONUMEN JOGJA KEMBALI (MONJALI) di blog sederhana dan kesayangan anda semua Berawal Dari Kehidupan Rating 5.0